Started on: 29 July 2013
Finished on: 30 July 2013
Rating: 3.5/5
Penerbit: Gagas Media
Pengarang: Windry Ramadhina
Tahun Terbit: Juli 2013
Harga: Rp 52.000,- (Gramedia)
Pembaca Tersayang,
Mari berjalan di sepanjang bantaran Sungai Thames, dalam rintik gerimis dan gemilang cahaya dari London Eye.
Windry Ramadhina, penulis novel 'Orange', 'Memori' dan 'Montase', membawa kita menemani seorang penulis bernama Gilang mengerjar cinta Ning hingga ke Fitzrovia. Namun, ternyata tak semudah itu menyatakan cinta. Kota London malah mengarahkannya kepada seorang gadis misterius berambut ikal. Dia selalu muncul ketika hujan turun dan menghilang begitu hujan reda. Sementara itu, cinta yang dikejarnya belum juga ditemuinya. Apakah perjalanan kali ini sia-sia belaka?
Setiap tempat punya cerita.
Dalam dingin kabut Kota London, ada hangat cinta menyelusup.
Enjoy the journey,
Editor
------------------------------------------------------------------------------------------------------------"Oke, Teman-teman. Sudah kuputuskan. Aku akan mengejar Ning ke London!"
Cerita perjalanan seorang penulis bernama Gilang dimulai dari pengakuannya dalam keadaan mabuk yang akhirnya ditanggapi serius oleh teman-temannya. Gilang pun akhirnya berangkat ke London untuk mengejar Ning. Namun, pada saat Ia telah sampai di indekos milik Ning yang ada di London, Ia menemukan bahwa indekos tersebut kosong. Ia pun memutuskan untuk mencari penginapan terlebih dahulu, dan mulai mencarinya lagi esok hari.
Malam harinya, Gilang pergi ke London Eye atas anjuran dari seorang pelayan di penginapan tersebut. Di London Eye, gerimis mulai turun dan pada saat itu Gilang bertemu dengan seorang gadis berambut ikal keemasan dan berwajah cantik. Ia pun memberi sebutan Goldilocks. Ia menghabiskan waktu dengan gadis tersebut di London Eye, namun ketika hujan mereda, gadis tersebut menghilang.
Dia menatapku. "Tahukah kau apa yang turun bersama hujan?"
Aku menggeleng.
"Malaikat", kata lelaki itu.
Seiring berjalannya waktu, Gilang pun akhirnya bertemu dengan Ning. Sisa harinya di London pun dihabiskan bersama Ning. Mereka berjalan-jalan di London, dan mengunjungi beberapa galeri. Namun, siapa yang menyangka? Bahwa perjalanan mereka di galeri yang bernama The Piper, malah membuat Gilang semakin ragu untuk menyatakan cintanya.
Aku salah satunya, kalau saja Ning tahu. Dan, ya, ini tidak mudah. Berada begitu dekat dengan gadis yang kucintai, tetapi tidak bisa mendekapnya erat-erat sama sekali tidak mudah. Ini menyiksa dan menguras emosi.Apakah Gilang berhasil mendapatkan cinta Ning? Atau perjalanannya ke London malah sia-sia? Baca selengkapnya di London: Angel
My Review
Ini adalah novel karya Kak Windry kedua yang saya baca, setelah Montase. Saya cukup penasaran dengan yang edisi kali ini, karena sinopsisnya membuat saya tertarik dan pengarangnya adalah Kak Windry :)
Namun, lagi-lagi saya kurang sreg sama pemilihan kata-kata yang digunakan untuk sebuah cerita yang menggunakan sudut pandang orang pertama--laki-laki. Jika kata-kata yang digunakan lebih santai, mungkin akan lebih enak lagi untuk dibaca hehehe.
Saya suka pendeskripsian tempat yang dibawakan Kak Windry. Pendeskripsiannya jelas jadi membangkitkan imajinasi tentang tempat-tempat yang menjadi latar derita tersebut.
Untuk cerita, saya kira awalnya ini adalah novel bergenre mainstream romance-- namun ternyata bukan dan itu membuat saya senang hahaha. Jujur, kisah Ning dan Gilang itu............rada flat (menurut saya) dan cukup sering ditemui. Namun saya senang karena endingnya unexpected! Saya suka endingnya hehehe.
3 bintang untuk keseluruhan cerita, dan 1/2 bintang untuk Goldilocks yang telah membuat saya penasaran banget hehehe
Good book!
by ainuathifah