--------------------------------------------------------------------------------
Aku Percaya
“Hai.”
Aku pun menengok ke sumber suara dan kulihat dia sedang
disana, berdiri dengan senyum khasnya. Warna
rona merah pun menghiasi pipiku.
“Oh, hai. Ngapain lo kesini?” tanyaku.
“Gue cuma mau ngebantuin, ga boleh?” Dia pun segera
menghampiriku yang masih lengkap dengan jersey
biru dan celana putih. Aku menyetujui tawarannya karena memang aku
membutuhkannya disini—untuk mengajariku.
“Elo bagus jadi pitcher. Besok main ya? Gue yakin elo bisa.”
Aku sempat ragu akan kata-katanya. Namun, senyum khasnya meyakinkanku.
“Makasih.” kataku.
“Buat?” balasnya bingung.
“Relain hari bebas lo buat ngajarin gue.”
“Gapapa, gue percaya lo bakal menang.” balasnya ringan.
Dan aku percaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar