Selasa, 31 Oktober 2017

Book Review: Laut Bercerita by Leila S. Chudori

Mulai: 29 Oktober 2017
Selesai: 31 Oktober 2017
Rating: 4.5/5

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Pengarang: Leila S. Chudori
Tebal: 389 halaman
Tanggal terbit: 23 Oktober 2017

Jakarta, Maret 1998
Di sebuah senja, di sebuah rumah susun di Jakarta, mahasiswa bernama Biru Laut disergap empat lelaki tak dikenal. Bersama kawan-kawannya, Daniel Tumbuan, Sunu Dyantoro, Alex Perazon, dia dibawa ke sebuah tempat yang tak dikenal. Berbulan-bulan mereka disekap, diinterogasi, dipukul, ditendang, digantung, dan disetrum agar bersedia menjawab satu pertanyaan penting: siapakah yang berdiri di balik gerakan aktivis dan mahasiswa saat itu.

Jakarta, Juni 1998
Keluarga Arya Wibisono, seperti biasa, pada hari Minggu sore memasak bersama, menyediakan makanan kesukaan Biru Laut. Sang ayah akan meletakkan satu piring untuk dirinya, satu piring untuk sang Ibu, satu piring untuk Biru Laut, dan satu piring untuk si bungsu Asmara Jati. Mereka duduk menanti dan menanti. Tapi Biru Laut tak kunjung muncul.

Jakarta, 2000
Asmara Jati, adik Biru Laut, beserta Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin Aswin Pradana mencoba mencari jejak mereka yang hilang serta merekam dan mempelajari testimoni mereka yang kembali. Anjani, kekasih Laut, para orangtua dan istri aktivis yang hilang menuntut kejelasan tentang anggota keluarga mereka. Sementara Biru Laut, dari dasar laut yang sunyi bercerita kepada kita, kepada dunia tentang apa yang terjadi pada dirinya dan kawan-kawannya.

Laut Bercerita, novel terbaru Leila S. Chudori, bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makan anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anjani, aku merindukanmu, dan sesekali aku bermimpi ingin diselamatkanmu (lagi), tetapi aku harus bisa mandiri. Dan sendiri. Aku yakin kita akan berjumpa suatu hari, secepatnya. Di dalam Indonesia yang lain, yang lahir kembali.
Laut Bercerita menceritakan kisah perjuangan Biru Laut bersama sahabatnya dalam menegakkan keadilan di bawah pemerintahan yang represif. Biru Laut dan sahabatnya selalu melakukan aksi untuk mendampingi masyarakat yang mendapatkan ketidakadilan dari pihak pemerintahan. Mereka bergerak di bawah salah satu organisasi bernama Winatra. Suatu hari mereka melakukan aksi di daerah Blangguan -- yang berujung pada Biru Laut dan beberapa kawannya ditahan dan diinterogasi. Tidak kapok dengan apa yang terjadi di Blangguan, Winatra tetap melakukan berbagai aksi dan diskusi hingga akhirnya organisasi Winatra termasuk organisasi yang terlarang yang dinyatakan oleh pemerintah. Biru Laut dan sahabatnya menjadi buron dan harus bergerak sangat berhati-hati agar tidak diketahui oleh para intel. Namun suatu hari, beberapa orang masuk ke dalam rumah susun yang ditempati oleh Laut dan sahabatnya, dan Laut dibawa oleh mereka -- dan tidak kembali lagi.  

Laut Bercerita juga menceritakan kisah Asmara Jati, adik Biru Laut yang berjuang untuk mencari kebenaran atas apa yang terjadi pada kakaknya. Bersama kawan-kawan Laut yang kembali, Asmara kerap melakukan pencarian informasi atas segala kemungkinan untuk mengetahui nasib kakaknya -- dan beberapa sahabat kakaknya yang masih dinyatakan hilang.

Sebuah novel yang membuat para pembaca memahami rasanya meninggalkan, dan juga ditinggalkan.


My Review:
Senang sekali ketika mengetahui bahwa Leila mengeluarkan novel baru dan ya, ketika saya membaca sinopsisnya, saya langsung tahu kalau novel ini akan menjadi favorit saya hehe.

Dan benar saja, saya sangat suka ide ceritanya dan saya pun larut dalam ceritanya. Benar-benar kisah yang dibutuhkan oleh seorang mahasiswi seperti saya di keadaan yang seperti ini hehe. Saya sangat berharap teman-teman saya pun bisa menikmati kisah yang ada di novel ini.

Dari segi bahasa, khas Leila, pembawaannya formal tetapi tidak sekaku itu dan mudah dipahami. Dari segi plot pun rapih, walau terkadang -- jujur -- saya bingung mengenai latar waktunya, karena tidak adanya pembatas yang jelas dari satu masa ke masa. Untuk penokohan, saya rasa novel ini penokohannya agak kurang jika dibandingkan dengan novel Leila sebelumnya, yaitu Pulang. Ketika membaca bagian Biru Laut, saya merasa, saya kurang mendalami apa yang dilakukan dan dirasakan oleh Laut. Saya merasa kurang memiliki ceritanya. Namun, ketika membaca bagian Asmara Jati, sungguh emosi saya bisa langsung larut dalam cerita. Saya ikut merasakan apa yang keluarga Laut rasakan dan bagaiman perjuangan Asmara dalam mencari kakaknya. Saya sampai berhenti berkali-kali karena saya tidak kuat untuk merasakan kesedihan yang sama seperti yang tokoh Asmara rasakan hahaha. Benar-benar novel ini mampu membolak-balikkan emosi secepat itu hehe.

Jujur, karya Leila tidak pernah mengecewakan saya. Selain karena latar belakang yang diangkat berkaitan dengan sejarah -- yang dimana itu merupakan tema favorit saya -- tetapi juga cerita di dalamnya sangat realistis dan membawa pembaca selalu larut untuk merasakan emosi yang sama yang dirasakan oleh para tokohnya. Dan juga, isu yang diangkat yang memang terjadi di sekitar kita.

Novel Laut Bercerita memposisikan kita, sebagai pembaca, yang ikut merasakan rasanya meninggalkan dan juga ditinggalkan.

4.5/5 untuk kali ini. Saya akan terus menunggu karya Leila yang selanjutnya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar