Sabtu, 23 Februari 2019

Membuat Visa D-2-8 (Short Term Study) Korea Selatan

Halo!
Di postingan kali ini saya akan memberikan informasi mengenai pembuatan Visa D-2-8 (Short Term Study) Korea Selatan. Pada bulan Januari lalu, saya berkesempatan untuk melakukan internship di salah satu universitas di Pohang, Korea Selatan. Pihak universitas menyarankan saya untuk membuat  visa D-2-8, maka saya pun mulai mencari informasi tentang pembuatan visa tersebut. Jika melihat website Kedutaan Besar Korea Selatan, kalian akan bingung karena tidak ada halaman khusus yang menjelaskan mengenai visa D-2-8, melainkan hanya visa D-2 saja yang informasinya tersedia. Secara umum, tidak ada perbedaan antara visa D-2 dan D-2-8 dari segi persyaratan dokumen, sehingga untuk pembuatan visa D-2-8 bisa mengikuti informasi pembuatan visa D-2.

1. Dimana pembuatan visa Korea Selatan dilakukan?
Pembuatan visa dapat dilakukan di kantor Kedutaan Besar Korea Selatan yang berlokasi di Jln. Gatot Subroto Kav. 57, Jakarta.

2. Berapa biaya pembuatan visa?
Berdasarkan website mereka, single visa untuk kunjungan di bawah 90 hari: Rp 544.000,-, sedangkan untuk kunjungan di atas 90 hari: Rp 816.000,-. 
Ketika datang ke lokasi, kamu akan dipersilakan untuk melakukan pembayaran visa terlebih dahulu di bank yang tersedia di dalam Kedutaan Besar Korea Selatan. 

3. Apa saja yang diperlukan untuk membuat Visa D-2-8?
a. Paspor asli dan fotokopi paspor
b. Formulir aplikasi visa
File dapat didowload pada halaman ini. Jangan lupa, formulir diisi terlebih dahulu dan foto telah ditempel sebelum melakukan pendaftaran pembuatan visa.
c. Certificate of Admission
Surat keterangan bahwa kamu telah diterima di sekolah yang akan kamu kunjungi. Universitas terkait akan memberikan dokumen ini untuk keperluan pembuatan visa.
d. Ijazah terakhir (fotokopi dan asli)
e. Certificate of Health 
Untuk mendapatkan visa D-2-8, dokumen ini perlu dilampirkan. Pembuatan dokumen ini hanya bisa dilakukan di beberapa rumah sakit yang ditunjuk oleh Kedutaan Besar Korea Selatan. Waktu itu saya membuatnya di RS. Santo Borromeus, Bandung. Pembuatannya dilakukan di bagian medical check up unit dan suster di sana sudah paham prosesnya, jadi kamu bisa tinggal bilang saja ingin membuat certificate of health untuk pembuatan visa Korea Selatan hehe. File dan daftar rumah sakit dapat dilihat pada halaman ini.
f. Surat Keterangan Mahasiswa (asli)
Jika kamu belum lulus kuliah, kamu perlu membuat surat keterangan masih menjadi mahasiswa di universitas tempat kamu belajar. Jangan lupa, dokumennya dalam bahasa Inggris ya.
g. Dokumen Keuangan
Untuk pelajar, kamu bisa melampirkan Rekening Koran milik orang tua.

Pembuatan visa memakan waktu 6 hari kerja. Setelah kamu selesai menyerahkan berkas kepada petugas kedutaan, kamu akan menerima kertas sebagai tanda terima yang harus kamu bawa ketika akan mengambil visa yang telah terbit. Selama menunggu visa terbit, kamu juga bisa mengecek status aplikasi visa kamu di website ini. Jangan lupa, ketika akan mengecek status, nama yang diinput nama belakang terlebih dahulu ya hehe.

Semoga informasi ini bermanfaat!

Selasa, 29 Mei 2018

Book Review: Komet by Tere Liye (Bumi #5)

Mulai: 28 Mei 2018
Selesai: 29 Mei 2018
Rating: 3.75/5

Penerbit: PT. Gramedia
Pengarang: Tere Liye
Tebal: 384 halaman
Tanggal terbit: Mei 2018

Setelah "musuh besar" kami lolos, dunia paralel dalam situasi genting. Hanya soal waktu, kapan pun pertempuran besar akan terjadi. Bagaimana jika ribuan petarung yang bisa menghilang, mengeluarkan petir, termasuk teknologi maju lainnya muncul di permukaan Bumi? Tidak ada yang bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi. Situasi menjadi lebih rumit lagi saat Ali, pada detik terakhir, melompat ke portal menuju Klan Komet. Kami bertiga tersesat di klan asing untuk mencari pusaka paling hebat di dunia paralel.

Buku ini berkisah tentang petualangan tiga sahabat. Raib bisa menghilang. Seli bisa mengeluarkan petir. Dan Ali bisa melakukan apa saja. Buku ini juga berkisah tentang persahabatan yang mengharukan, pengorbanan yang tulus, keberanian, dan selalu berbuat baik. Karena sejatinya, itulah kekuatan terbesar di dunia paralel.

Buku ke-5 dari serial "BUMI"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Minggu, 27 Mei 2018

Book Review: Ceros dan Batozar by Tere Liye (Bumi #4,5)

Mulai: 27 Mei 2018
Selesai: 28 Mei 2018
Rating: 4/5

Penerbit: PT. Gramedia
Pengarang: Tere Liye
Tebal: 376 halaman
Tanggal terbit: Mei 2018

Awalnya kami hanya mengikuti karyawisata biasa seperti murid-murid sekolah lain. Hingga Ali, dengan kegeniusan dan keisengannya, memutuskan menyelidiki sebuah ruangan kuno. Kami tiba di bagian dunia paralel lainnya, menemui petarung kuat, mendapat kekuatan baru serta teknik-teknik menakjubkan. Dunia paralel ternyata sangat luas, dengan begitu banyak orang hebat di dalamnya.

Kisah ini tentang petualangan tiga sahabat. Raib bisa menghilang. Seli bisa mengeluarkan petir. Dan Ali bisa melakukan apa saja.

Buku ke-4,5 dari serial "Bumi"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 16 Mei 2018

Healing

"Throw your body into the ocean of rest. You can take a break."
Seventeen, Healing.

Sudah lama ternyata saya tidak menulis di blog ini hahahaha (walau sebenarnya ada banyak ide yang mau ditulis, tetapi entah mengapa sepertinya akan mengendap sebagai ide saja). Tidak menyangka dengan berakhirnya UAS hari ini, semester 6 sudah selesai dan sebentar lagi akan memasukki semester 7 huhuhu. Semester 6 kemarin benar-benar semester yang sibuk bagi saya. Beban akademik yang cukup tinggi, ditambah masih ada beberapa kegiatan kemahasiswaan yang harus diikuti, membuat kamiㅡpara mahasiswaㅡharus benar-benar bisa membagi waktu. Terasa sekali pada semester lalu, saya mudah merasa jenuh terhadap apa yang sedang dilakukan hahaha. Namun, saya bersyukur memiliki teman-teman angkatan yang luar biasa kreatifnya dan lucunya, sehingga hari-hari di jurusan bisa dilalui dengan baik dan seru hehe. 

Berbicara tentang kesibukkan, memang kadang kita lupa untuk mengambil istirahat sejenak dari apa yang kita lakukan. Banyaknya deadline serta ketidak pandaian dalam mengatur waktu, membuat kita menjadi mudah panik dan tidak mengerjakan sesuatu dengan maksimal. Bagi saya, mengambil waktu sejenak itu merupakan hal yang penting, agar saya tidak jenuh terhadap apa yang saya lakukan. Pernah di suatu waktu, saya benar-benar merasa jenuh, dan akhirnya saya mengajak teman-teman saya untuk main sebentar hahaha, and it helps! Minggu besoknya terasa lebih enak dalam menjadi perkuliahan hahaha. Jadi, kepada teman-temanku yang semester depan mulai dilanda dengan tugas akhir dan masih ada kelas wajib, jangan lupa untuk selalu beristirahat sejenak dan merefresh pikiran. Jangan sungkan-sungkan untuk mengambil 1 hari penuh untuk tidak melakukan apapun dan fokus untuk healing yourself. 

Semoga di semester depan nanti kita tetap semangat menjalani seluruh kegiatan!
Dan tidak lupa untuk beristirahat juga.
Ayo main.

Bandung, 16 Mei 2018
20:20
( ㅡ I know this is not well written, but I just want to....)

Minggu, 24 Desember 2017

Inisiatif

Setelah mengalami lika-liku kehidupan perkuliahan, ada satu hal yang baru kerasa banget kalau ternyata hal tersebut itu perlu, yaitu mengambil tindakan bersifat inisiatif.  Lingkungan kuliah yang kadang terasa agak individualis, membuat hal bersifat inisiatif itu jarang terjadi dan berakibat buruk. Ada beberapa kejadian yang saya rasakan sendiri, yang jika tidak ada salah satu teman saya yang berinisiatif untuk melakukan sesuatu, maka tidak akan terjadi apa-apa dan agak merugikan beberapa pihak.

Saya suka memerhatikan beberapa kejadian dan kadang saya merasa, orang-orang banyak yang tidak berinisiatif untuk melakukan sesuatu itu karena hal tersebut tidak menguntungkan mereka. Benar bukan? Saya harap saya salah. 

Hal tersebut merupakan salah satu ketakutan saya, bagaimana jika ke depannya tidak ada lagi orang yang mau berinisiatif untuk memulai sesuatu? Saya harap orang-orang akan lebih sadar bahwa mereka hidup tidak sendiri, tetapi bersinggungan dengan orang lain.

Semangat mengambil langkah untuk memulai!

Bandung, 25 Desember 2017
09:03
( ㅡ sebuah catatan untuk saya sendiri, dan siapapun yang membaca. Semangat!)

Selasa, 31 Oktober 2017

Book Review: Laut Bercerita by Leila S. Chudori

Mulai: 29 Oktober 2017
Selesai: 31 Oktober 2017
Rating: 4.5/5

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Pengarang: Leila S. Chudori
Tebal: 389 halaman
Tanggal terbit: 23 Oktober 2017

Jakarta, Maret 1998
Di sebuah senja, di sebuah rumah susun di Jakarta, mahasiswa bernama Biru Laut disergap empat lelaki tak dikenal. Bersama kawan-kawannya, Daniel Tumbuan, Sunu Dyantoro, Alex Perazon, dia dibawa ke sebuah tempat yang tak dikenal. Berbulan-bulan mereka disekap, diinterogasi, dipukul, ditendang, digantung, dan disetrum agar bersedia menjawab satu pertanyaan penting: siapakah yang berdiri di balik gerakan aktivis dan mahasiswa saat itu.

Jakarta, Juni 1998
Keluarga Arya Wibisono, seperti biasa, pada hari Minggu sore memasak bersama, menyediakan makanan kesukaan Biru Laut. Sang ayah akan meletakkan satu piring untuk dirinya, satu piring untuk sang Ibu, satu piring untuk Biru Laut, dan satu piring untuk si bungsu Asmara Jati. Mereka duduk menanti dan menanti. Tapi Biru Laut tak kunjung muncul.

Jakarta, 2000
Asmara Jati, adik Biru Laut, beserta Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin Aswin Pradana mencoba mencari jejak mereka yang hilang serta merekam dan mempelajari testimoni mereka yang kembali. Anjani, kekasih Laut, para orangtua dan istri aktivis yang hilang menuntut kejelasan tentang anggota keluarga mereka. Sementara Biru Laut, dari dasar laut yang sunyi bercerita kepada kita, kepada dunia tentang apa yang terjadi pada dirinya dan kawan-kawannya.

Laut Bercerita, novel terbaru Leila S. Chudori, bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makan anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 11 September 2017

Sampai Kapan?

Semacam tidak peduli lagi apa yang sedang kamu pikirkan. Yang pasti, tindakan apapun yang kamu lakukan nantinya, pilihan apapun yang kamu pilih nantinya, itu akan mencerminkan kamu orang yang seperti apa.

Maaf jika terkesan judging, saya hanya mau kamu belajar. 

Bandung, 11 September 2017
22:37
(ㅡmau sampai kapan berlari terus?)